Berdasarkan aturan aufbau, dalam penyusunan
konfigurasi elektron, pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang lebih
rendah kemudian ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sebagai contoh, unsur Nikel
mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
1s2, 2s2, 2p6,3s2,3p6,4s2,3d8
Orbital yang terisi paling terakhir adalah 3d, karena
mempunyai tingkat energi yang paling tinggi. Akan tetapi, apabila unsur
tersebut membentuk ion positif, misalkan Ni2+, maka elektron yang
akan dilepaskan adalah elektron pada orbital 4s, bukan elektron pada orbital 3d
yang terisi paling terakhir.
Hal demikian dapat dijelaskan dengan konsep muatan
efektif. Muatan efektif adalah keberadaan elektron lain di sekitar inti atom
yang melindungi suatu elektron dari muatan inti atom. Persamaan untuk
menghitung muatan efektif adalah sebagai berikut :
Z* = Z – ϭ
Dimana Z*= muatan efektif, Z = nomor atom dan ϭ
= shielding
Untuk
menentukan besarnya muatan efektif dan shielding, dapat digunakan aturan Slater
berikut ini :
Ø Konfigurasi
elektron disusun dengan aturan : (1s), (2s,2p), (3s,3p), (3d), (4s,4p), (4d),
(5s,5p), dan seterusnya. Orbital s dan p pada kulit (n) yang sama dijadikan
satu kecuali orbital 1s dan orbital d disendirikan.
Ø Elektron
di sebelah kanan (luar) tidak melindungi suatu elektron dari tarikan inti.
Ø Untuk
orbital s dan p,
-
Elektron lain dalam satu kulit memberikan nilai ϭ
sebesar 0,35 (pengecualian untuk orbital 1s memberikan nilai ϭ sebesar 0,30).
-
Setiap elektron
di n-1 (di sebelah kirinya) memberikan nilai ϭ sebesar 0,85
-
Setiap elektron
di n-2 dan seterusnya (di sebelah kirinya) memberikan nilai ϭ sebesar 1,00
Ø Untuk
orbital d,
-
Setiap elektron pada n yang sama memberikan ϭ
sebesar 0,35
-
Setiap elektron
pada n di sebelah kirinya (n-1 dst) memberikan ϭ sebesar 1,00
Sebagai contoh, konsep muatan efektif tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui alasan mengapa orbital 4s pada unsur Nikel akan
terlepas lebih dulu apabila membentuk ion positif Ni2+. Langkah
pertama, ditentukan muatan efektif (Z*) untuk masing-masing orbital.
Z*(1s) =
Z- ϭ
= 28 – {(1 x 0,30)}
= 28 – 0,30
= 27,7
Z*(2s) =
Z- ϭ
= 28 – {(7 x 0,35) + (2 x 0,85)}
= 28 – 4,15
= 23,85
Z*(2p) =
Z- ϭ
= 28 – {(7 x 0,35) + (2 x 0,85)}
= 28 – 4,15
= 23,85
Z*(3s) =
Z- ϭ
= 28 – {(7 x 0, 35) + (8 x 0, 85) +
(2 x 1)}
= 28 – 11,25
= 16,75
Z*(3p) = Z- ϭ
= 28 – {(7 x 0, 35) + (8 x 0, 85) +
(2 x 1)}
= 28 – 11,25
= 16,75
Z*(3d) =
Z- ϭ
= 28 – {(7 x 0,35) + (18 x 1)}
= 28 – 20,45
=7,55
Z*(4s) =
Z- ϭ
= 28 – {(1 x 0,35) + (16 x 0,85) +
(10 x 1)}
= 28 – 23,95
= 4,05
Berdasarkan
hasil perhitungan di atas, orbital 4s memiliki muatan efektif yang paling kecil
(lebih kecil juga dibandingkan 3d), sehingga tarikan inti terhadap elektron
yang berada pada orbital tersebut juga paling lemah. Akibatnya, elektron
tersebut akan mudah dilepas.
No comments:
Post a Comment